Metode Pelaksanaan Pondasi Cakar Ayam

Pengertian Pondasi Cakar Ayam
Gambar 2.1. Pondasi Cakar Ayam pada Menara Listrik
Pondasi cakar ayam ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sediyatmo pada tahun 1961. Pertama kali digunakan pada pondasi bangunan Menara listrik tegangan tinggi di daerah Ancol. Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis  yang didukung oleh pipa-pipa beton bertulang yang dipasang vertikal  dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm,  tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-250  cm. Pipa-pipa beton ini berguna sebagai pengaku pelat. Dalam  mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan suatu sistem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan.
Gambar 2.2 Potongan Melintang Pondasi Cakar Ayam
Mekanisme sistem podasi cakar ayam dalam memikul beban dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut: Bila diatas pelat bekerja beban titik,  maka beban tersebut membuat pelat melendut. Lendutan ini menyebabkan pipa-pipa cakar ayam berotasi. Hasil pengamatan pada model menunjukkan rotasi  cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang  cakar-ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen  lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi  lendutan. Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadata (kuat geser) tanah disekitar cakar, yaitu semakin panjang (dan juga lebar) cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan pelat yang dapat diperoleh.
Gambar 2.3. Mekanisme momen perlawanan cakar terhadap gerakan naik pelat akibat pengembangan tanah dasar.
Banyak  bangunan yang telah menggunakan sistem  yang di ciptakan oleh Prof. Dr. Ir. Sediyatmo ini, antara  lain: ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara  runway  dan taxi way sertamapron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribun di Samarinda, jalan tol Palembang-Indralaya, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota.
Gambar 2.4. Penerapan pondasi Cakar Ayam pada bandara Soekarno-Hatta
Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara,  bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara,   yaitu: Indonesia, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada,  Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda, dan Denmark. Setelah masa paten ini habis, maka CAM juga sudah dipatenkan ke Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Gambar 2.5. Sistem perkerasan Cakar Ayam di Bandara Soetta
Pada perkembangannya, konstruksi ini disempurnakan oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada, antara lain Bambang Suhendro, Haru Christady, dan Maryadi Darmokumoro yang tergabung dalam Tim Pengembangan Cakar Ayam Modifikasi (CAM), dan dinyatakan sebagai konstruksi yang cocok untuk daerah dengan tanah yang lembek. ekspansif atau tanah gambut. Konstruksi Cakar Ayam Modifikasi disebut paling cocok untuk konstruksi jalan dengan CBR di atas 2.
2.6. Pondasi Cakar Ayam yang telah diberi tulangan dan siap cor.
Konstruksi Cakar Ayam berbeda dengan pondasi sumuran menumpu pada tanah keras di dasar pipa, karena konstruksi cakar ayam hanya mengambang di dalam massa tanah membawa bangunan di atasnya. Penurunan (settlement) diijinkan pada konstrusi Cakar Ayam, tetapi penurunan terjadi bersama-sama, bukan hanya setempat. Inilah bedanya konstruksi Cakar Ayam di bangunan jalan dengan konstruksi rigid pavement, pada konstruksi Cakar Ayam tidak dikenal dilatasi tetapi sepanjang jalan yang memakai konstruksi Cakar Ayam dibuat secara monolit.
Pengembangan konstruksi Cakar Ayam menjadi Cakar Ayam Modifikasi (CAM) menurut Direktur Cakar Bumi, Mitra Bani, telah diterapkan pertama kali pada tahun 2005 sebagai pondasi jalan pengalihan sementara sepanjang 800 m pada pembangunan jalan layang di Ancol.

Gambar 2.7. Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) untuk perkerasan jalan.
Uji coba skala konstruksi CAM ini dilakukan di jalur pantura Indramayu-Pamanukan. Dibandingkan Cakar Ayam konvensional yang dipakai Waskita, CAM memiliki beberapa kelebihan. Pada sistem lama berat pipa mencapai 1 ton, sedangkan pipa pada sistem CAM hanya berkisar 30-35 kg, tetapi memiliki kekuatan yang setara.
Gambar 2.8. Aplikasi sistem CAM di Trial Road Pamanukan-Indramayu
Gambar 2.9. Berbagai modifikasi atas sistem Cakar Ayam yang lama ke CAM
CAM muncul menggantikan Cakar Ayam konvensional karena beberapa hal, yaitu sudah habisnya masa paten dari Cakar Ayam Konvensional dan penyempurnaan metodenya.
·                Modifikasi 1 : Penggantian pipa baja galvanis (tahan karat) sebagai pengganti pipa beton.
Ide penggantian pipa beton Cakar Ayam, yang aslinya terbuat dari pipa beton berdiameter 120 cm dengan tebal pipa 8 cm dan panjang pipa 150-200 cm, dengan pipa baja galvanis (dijamin tahan karat minimal 30 tahun) merupakan usulan dari Ir. Maryadi. D (di awal 2005), mantan direktur utama Waskita, setelah mendapat dukungan dari Prof. Dr. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc., yang telah melakukan serangkaian simulasi/verifikasi melalui permodelan numeris dengan Finite Element Method 3D di computer, dan menghasilkan spesifikasi optimal pipa sebagai berikut: diameter pipa 80 cm, tebal 1,4 mm, dan panjang 120 cm yang dipasang setiap jarak 250-280 cm.
Gambar 2.10. Detailing khusus sambungan antara pipa dengan slab.
Gambar 2.11. Modifikasi 1, pipa baja.
·                Modifikasi 2 : Penempatan secara langsung slab Cakar Ayam pada elevasi permukaan tanah lunak asli (tidak pada timbunan)
Modifikasi 2 yang disebutkan di atas merupakan pengambalian dari apa yang diimplementasikan selama ini ke konsep aslinya pada saat ditemukan pertama kalinya oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo, yang tentunya setelah permukaan tanah tersebut di-stripping (kupas) secukupnya dan diberikan lean concrete (lantai kerja) secukupnya pula (tebal sekitar 5 cm).

Gambar 2.12. Modifikasi 2, koperan.
·                Modifikasi 3 : Pengembangan material timbunan yang relatif ringan namun dengan kekuatan dan kekakuan yang memadai
Sedangkan modifikasi ke-3, yaitu pengembangan material timbunan yang relatif ringan, namun dengan kekuatan dan kekakuan yang memadai dan ditimbun langsung di atas slab Cakar Ayam Modifikasi, sebagai salah satu upaya untuk memperkecil berat volume timbunan agar masalah consolidation settlement dalam jangka panjangnya dapat ditekan sekecil mungkin dan sekaligus mengimplementasikan modifikasi 2. Ide ini merupakan pemikiran dari Prof. Dr. Ir. Bambang Suhendro. M.Sc.
Gambar 2.13. Bentuk dan Dimensi Model CAM.
Beberapa hal penting yang dapat dirangkum dari kinerja sistem Cakar Ayam konvensional adalah sebagai berikut:
·                Pipa-pipa Cakar Ayam berfungsi sebagai stiffener (pengaku) sehingga slab yang relatif tipis (± 15 cm) dapat berperilaku seperti slab tebal (± 50 cm) namun dengan beban berat sendiri slab yang jauh lebih kecil yaitu hanya sekitar 1/3-nya.
·                Paling berfungsi baik apabila mendukung beban terpusat atau momen.
·                Karena kakunya slab, beban terpusat mampu disebarkan ke luasan efektif yang relatif besar (semakin lunak tanahnya akan semakin luas penyebarannya), sehingga meskipun tanah di bawah slab lunak namun bearing capacity sistem menjadi jauh lebi besar. Meskipun demikian, karena Batasan nilai lendutan maksimum dan deformasi slab beton yang diinjinkan, sistem ini akan berfungsi optimul pada kisaran tanah lunak dengan daya dukung 1,5 – 3,0 t/m2.
·                Lendutan akibat beban terpusat relatif jauh lebih kecil (disbanding dengan slab tanpa pipa Cakar Ayam).
·                Differential settlement yang terjadi relatif lebih kecil.
·                Yang menahan rotasi pipa bukan tekanan tanah pasif (kp), namun reaksi subgrade horizontal (kh), yang besarnya proporsional terhadap lendutan yang terjadi.
·                Sistem tidak dapat mengatasi masalah consolidation settlement.

Gambar 2.14. Perbandingan pelat/slab tanpa Cakar Ayam dan dengan Cakar Ayam
Pengaplikasian Pondasi Cakar Ayam
          Bila dipakai untuk perkerasan jalan raya, memberikan konstruksi jalan yang kuat dan awet, sehingga biaya pemeliharaan kecil. Walaupun biaya awal lebih mahal, tapi karena free maintenance, maka biaya total selama umur layanan yang dikehendaki menjadi lebih kecil.
·                Aplikasi untuk pondasi bangunan
Pondasi Cakar Ayam telah digunakan untuk pondasi-pondasi bangunan. Pondasi Cakar Ayam dibangun seperti sistem pondasi rakit (raft foundation) yang luasannya memenuhi atau bahkan lebih lebar dari lebar bangunannya sendiri untuk memperkecil tekanan bangunan ke tanah pondasi. Karena sistem Cakar Ayam merupakan sistem rakit yang relatif fleksibel, maka guna memperkecil penurunan tidak seragam di antara kolom-kolom dan geser pons yang besar pada pelat pondasi, pada bagian ini pelat beton dibuat lebih tebal. Dengan demikian, pada aplikasi untuk pondasi gedung, cara kerja pondasi Cakar Ayam dalam mendukung beban mirip dengan pondasi sumuran atau pondasi rakit. Karena itu, bila dasar pipa-pipa Cakar Ayam tidak mencapai tanah keras, masalah penurunan yang berlebihan dan tidak seragam harus menjadi perhatian. Karena sistem Cakar Ayam tidak dapat mengatasi masalah penurunan, aplikasi pondasi Cakar Ayam untuk bangunan gedung di atas tanah lunak, dibatasi sampai gedung berlantai dua atau tiga.
Pondasi Cakar Ayam sangat cocok digunakan untuk pondasi Menara listrik. Dengan pondasi Cakar Ayam yang dipasang memenuhi dasar kaki-kaki Menara, maka tekanan Menara ke tanah pondasi menjadi sangat kecil, dan bila terjadi beban-beban kejut seperti angin, tarikan kawat, gempa yang bebannya bersifat sementara, maka gaya-gaya lateral yang terjadi akan dilawan oleh interaksi pelat, cakar, tekanan lateral di sekitar pipa-pipa, sehingga bangunan tetap stabil.
·                Aplikasi untuk perkerasan jalan
Pondasi Cakar Ayam sangat cocok digunakan sebagai perkerasan kaku (rigid pavement). Dibandingakan dengan perkerasan jalan beton konvensional, pondasi Cakar Ayam lebih kuat dan tahan lama, karena pipa-pipa Cakar Ayam kecuali mengurangi lendutan pelat akibat beban, juga menjaga pelat tetap dalam konak yang baik dengan tanah di bawahnya.
Bila perkerasan jalan dari Cakar Ayam diletakkan di atas timbunan yang mengalami konsolidasi yang berlebihan, maka sistem perkerasan ini dapat meminimalkan penurunan tidak seragam, sehingga menjaga kerataan permukaan jalan beton.
Sebagai contoh, pondasi Cakar Ayam pada Jalan Tol Prof. Sediyatmo Cengkareng yang terletak pada timbunan tanah setinggi 3,5 m. timbunan telah mengalami konsolidasi sekitar 100 cm, namun hingga sekarang perkerasan pondasi Cakar Ayam masih dalam kondisi baik.
Gambar 2.15. Penerapan sistem CAM di jalan Tol seksi 4 Makassar (2007)
Syarat Pelaksanaan Cakar Ayam
Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pondasi Cakar Ayam dalah:
1.             Kondisi Tanah dan Lingkungan.
Kondisi tanah dan lingkungan untuk mendukung pembangunan  pondasi cakar ayam disarankan pada tanah yang lembek dapat ditemukan di  daerah-daerah yang lembap atau memiliki curah hujan relatif tinggi,   misalnya di daerah rawa rawa. Tetapi berdasarkan pengalaman lebih ekonomis bila diterapkan atas tanah yang berdaya dukung 1,5 sampai 4 ton per meter persegi. Karena pipa-pipa beton (cakar) yang dipasang dibawah pelat berfungsi sebagai ”paku” yang menjaga agar dasar pelat beton dan tanah tetap rapat (tak terjadi  rongga). Hal ini, akan memperkecil lendutan pelat. Lendutan yang kecil tersebut membuat pelat menjadi lebih awet (tahan lama) dibandingkan dengan sistem perkerasan kaku dari pelat beton yang konvensional. Keawetan pelat ini memperkecil biaya pemeliharaan.
Bila pondasi Cakar Ayam diletakkan di atas urugan dan buis-buis Cakar Ayam hanya menggantung saja pada badan urugan dan karena urugan tersebut, tanah pondasi mengalami penurunan konsolidasi. Hal ini disebabkan pondasi Cakar Ayam akan mengikuti penurunan tanah di bawahnya. Karena itu, bila menerapkan pondasi Cakar Ayam di atas tanah urugan yang tinggi, sebaiknya sebelum tanah dasar (di mana pondasi Cakar Ayam bertumpu) maka harus dilakukan perbaikan tanah dahulu, misalnya dengan preloading dan pemasangan drainase vertikal atau dengan metode lain. Bagian yang dilakukan pada timbunan yang tinggi dan terletak di atas tanah lunak. Dengan demikian, pemakaian pondasi Cakar Ayam tidak harus menyeluruh di bagian perkerasan jalan.
Jika penggunaan pondasi Cakar Ayam pada bangunan gedung, harus diperhitungkan tekanan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berebihan, terutama penurunan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berlebihan, terutama penurunan pondasi ke tanah dasar, agar tidak menimbulkan penurunan yang berlebihan, terutama penurunan yang tidak seragam (differential settlement). Karena sifatnya yang fleksibel, maka hubungan kolom, pelat, dan Cakar Ayam umumnya dengan pengaku, untuk mereduksi penurunan yang tidak seragam itu.
Hal ini sudah dilakukan sejak penggunaan Pondasi Cakar Ayam contohnya pada Gedung Cipta Karya Surabaya, seperti yang dilaporkan oleh Cakar Ayam Construction System and Application on Foundation for Structures and Pavements oleh Ir. Riano P. Hadmojo. Di bagian pinggir, pondasi diberi pagar betis berupa pagar Cakar Ayam yang lebih panjang daripada Cakar sebelah dalam, yang berguna mengurangi deformasi lateral tanah (dan bangunan) sekecil mungkin. Penurunan yang berlebihan pada bangunan dengan pondasi Cakar Ayam mungkin akibat analisa penurunan (konsolidasi) yang kurang akurat.
Gambar 2.16. Sistem CAM pada timbunan di atas tanah lunak
2.             Pola dan Besar Beban Bangunan
Untuk beban jangka pendek, seperti roda pesawat atau beban roda kendaraan berat, dimana pondasi Cakar Ayam terletak pada tanah asli atau pada tanah urugan tidak banyak mengakibatkan penurunan pondasi (yang umumnya tanah lunak) di bawahnya, maka setelah unloading (kendaraan/beban lewat), momen lawan oleh tekanan tanah lateral di sekitar Cakar Ayam akan mengembalikan posisi pelat ke kedudukannya semula.
Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban yang  merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak  beton, untuk mengurangi tegangan geser  pada  plat beton. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan  pondasi tiang pancang 12 meter.
Gambar 2.17. Potongan dan Denah Pondasi Cakar Ayam
3.             Kondisi Air Tanah dan Air Permukaan
Dilihat dari jenis tanahnya yang mendukung pondasi cakar ayam  yaitu tanah  lunak, kondisi air tanah pada tanah lunak memiliki kadar air  yang tinggi. Dan muka air tidak terlalu dalam karena tanahnya lembek atau di daerah rawa–rawa. Dimana pelat beton bertulang yang tipis akan  mengapung di atas tanah rawa atau tanah lembek. Kemudian pada bagian  bawah pelat, dipasang pipa pipa beton  sebagai cakar yang berfungsi sebagai  pengaku agar pelat beton  tetap berdiri  kokoh.  Pipa-pipa beton  ini dapat berdiri tegak dikarenakan adanya tekanan tanah lateral di dalam  tanah. Kombinasi ini membuat pelat dan pipa-pipa menjadi konstruksi yang kaku dan tidak mudah digoyahkan.
4.             Topografi
Kondisi topografi atau permukaan tanah untuk pembangunan pondasi cakar ayam yaitu datar atau rata.
Gambar  2.18. Penerapan pondasi Cakar Ayam konstruksi jalan raya.   
Bahan dan Peralatan dalam Pekerjaan Pondasi Cakar Ayam
Berikat adalah macam-macam bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan pondasi cakar ayam dengan metode manual:
·         Bahan:
-          Semen PC: untuk mengikat bahan-bahan
-          Batu kerikil/split: untuk memperkuat campuran semen dengan pasir
-          Pasir
-          Besi tulangan: diameter ditentukan dari perencanaan.
-          Air secukupnya
-          Papan kayu/ lembaran besi: sebagai bekisting (cetakan)
-          Kawat
-          Paku/sekrup
-          Beton decking
·         Alat:
Cangkul, Sekop, Palu, Benang, Bor sekrup, Ember, Meteran, Waterpass, Ayakan, Mollen (mixer), dan peralatan pertukangan lainnya.

2.5. Metode Pelaksanaan Pondasi Cakar Ayam
Terdapat 3 metode dalam pelaksanaan pondasi Cakar Ayam, yaitu: manual, semi-manual, dan mekanik. Berikut adalah metode pelaksanaan pondasi Cakar Ayam secara manual:

                                                                              
Prosedur Pelaksanaan Pondasi Cakar Ayam
Prosedur pelaksanaan konstruksi untuk pekerjaan pondasi cakar ayam (pipa beton) yaitu:
1.    Pekerjaan galian tanah pondasi
-       Pembuatan dan pengajuan gambar kerja pekerjaan pondasi tiap bagian.
-       Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari gambar kerja untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi cakar ayam.
-       Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, linggis, dan lain-lain.
-       Penggalian tanah untuk pondasi cakar ayam dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui dimensi dan kedalaman pondasi.
-       Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 1:5 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang  stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
-     Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan kembali.
2.    Pekerjaan Penulangan
a)    Perakitan tulangan
Untuk pondasi cakar ayam.ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
-       Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja.
-       Mengukur dan mendesain bentuk atau dimensi untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari gambar kerja.
-       Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
-       Besi beton yang telah dirakit diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
b)   Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi Cakar Ayam, maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
-       Tulangan-tulangan beton yang telah disusun dan diikat diberi beton decking agar tidak bergeser dan terlalu dekat dengan permukaan luar beton,
-       Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.

3.      Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting dengan metode manual:
-       Pekerjaan ini harus mencakup dan membongkar bekisting sesuai dengan gambar rencana.
-       Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibersihkan dari area pengecoran.
-       Bekisting dibentuk dari rangkaian kayu, besi, dan sejenisnya yang dapat membatasi dan membentuk beton sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja.
-       Bekisting dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian acuan yang kuat dan kokoh serta tidak mudah berubah bentuk selama pengecoran..
4.    Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi Cakar Ayam yaitu:
-       Pengadukan, pengangkutan, dan pengecoran beton dilakukan pada cuaca yang baik.
-       Membuat adukan beton dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan campuran beton sesuai dengan beton yang direncakan. Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen (concrete mixer) dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
-       Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
-       Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi/ember.
-       Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam area pengecoran yang sudah diletakan tulangan dan dilakukan bertahap agar tidak ada ruang yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
-       Setelah melakukan pengecoran, metode yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
-       Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali dengan tanah urug.
Prosedur pelaksanaan konstruksi untuk pekerjaan pondasi Cakar Ayam Modifikasi (CAM) yaitu:
1.             Pengupasan tanah atas yang tidak stabil dilakukan sebelum pipa-pipa baja galvanis dipasang.
Gambar 2.19. Pengupasan tanah atas.
2.             Kemudian dilakukan pemasangan pipa baja galvanis yang merupakan pipa baja tahan karat, yang menurut penelitian pondasi CAM ini bisa bertahan paling tidak 30 tahun pipa baja ini lebih ringan, beratnya 30kg, jauh lebih ringan dibandingkan dengan pipa beton dengan berat 1 ton pada jenis pondasi cakar ayam sebelumnya. Pipa baja ini dipancang dengan menggunakan topi pancang khusus untuk mencegah rusaknya pipa baja yang relative tipis.
Gambar 2.20 Pemasangan pipa galvanis
Dengan pipa baja ini tidak diperlukan alat berat pada saat pelaksanaan, sehingga tidak memerlukan sementara untuk alat-alat berat yang bekerja selama masa konstruksi pipa, juga pelaksanaannya relatif lebih cepat.
3.             Kemudian dilakukan penimbunan dan pembesian untuk tulangan pelat beton. Diperlukan detailing khusus sambungan antara pipa-pipa galvanis yang relatif tipis dengan pelat beton agar mekanisme transfer beban dan fungsi utama pipa pengaku pelat bisa berlangsung sempurna.

Gambar 2.21. Penimbunan
Gambar 2.22. Pembesian tulangan pelat beton
4.             Kemudian dilakukan pembetonan pelat beton. Tebal pelat beton tersebut antara 10-15 cm, tegantung keadaan tanah di bawahnya. Di sistem cakar ayam modifikasi ini ditambahkan komponen di sisi-sisi pelat agar pelat menjadi lebih kuat, mengurangi pengaruh beban roda kendaraan.
Gambar 2.23. Pengecoran pelat beton


Sumber:
Suhendro, B. 1992. Laporan Penelitian Pekerjaan Pengkajian Sistem Cakar Ayam di Landasan Taxiway, dan Apron Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Jakarta: Perum Angkasa Pura II.
Suhendro, B. 1994. Laporan Penelitian Pekerjaan Pengkajian Lanjutan Sistem Cakar Ayam di Landasan Taxiway, dan Apron Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Jakarta: Perum Angkasa Pura II.
Suhendro, B. 1999. Pemodelan Elemen Hingga dan Studi Eksperimental Perilaku Struktural Perkerasan Cakar Ayam di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Bandung: Prosiding Seminar Nasional Metode Elemen Hingga, ITB, 17 Desember.
Suhendro, B. 2005. Sistem Cakar Ayam Modifikasi Sebagai Alternatif Solusi Konstruksi Jalan di atas Tanah Lunak.. Jakarta: Buku 60 tahun Departemen Perkerjaan Umum.
Hardiyatmo, H.C. & Suhendro, B. 2010. Laporan Penelitian Program Intensif 2009, Kementerian Negara Riset & Teknologi RI: “Perilaku Sistem Cakar Ayam Modifikasi pada Tanah Ekspansif”. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan, FT-UGM.
Hardiyatmo, H.C. 2014. Perancangan Sistem Cakar Ayam Modifikasi untuk Perkerasan Jalan Raya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



Comments

Post a Comment

Popular Posts