Metode Pelaksanaan Pondasi Footplat

Pengertian Pondasi Telapak/Footplat
Pondasi telapak/footplat merupakan pondasi yang biasa digunakan untuk bengunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek, dengan kedalaman kurang lebih 1 s/d 2 meter, disesuaikan mencapai tanah keras. Pondasi ini termasuk pondasi dangkal karena kedalaman ke tanah relatif dangkal. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti telapak dan letaknya tepat di bawah kolom. Dalam proses pembuatannya memerlukan pekerjaan galian tanah, papan bekisting, dan campuran air untuk pengecoran beton. Dalam penerapannya pada rumah tinggal biasanya pondasi telapak/footplat menyatu dengan pondasi biasa/pondasi menerus.

 2.2. Syarat Pelaksanaan Pondasi Telapak/Footplat
Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pondasi telapak dalah:
1.      Kedalaman harus memadai untuk menghindari pergerakan tanah lateral dari bawah pondasi, untuk pondasi telapak bila tanah keras berada pada kedalaman 1-2 meter.
2.      Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah, dan korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
3.      Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan.
4.      Metode pelaksanaan harus seekonomis mungkin.

2.3. Bahan dan Peralatan dalam Pekerjaan Pondasi Telapak/Footplat
Berikat adalah macam-macam bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan pondasi telapak/footplat:
·         Bahan:
-          Semen PC: untuk mengikat bahan-bahan
-          Batu kerikil/split: untuk memperkuat campuran semen dengan pasir
-          Pasir
-          Besi tulangan: diameter ditentukan dari perencanaan.
-          Air secukupnya
-          Papan kayu: sebagai bekisting (cetakan)
-          Kawat
-          Paku/sekrup
·         Alat:
Cangkul, Sekop, Palu, Benang, Bor sekrup, Ember, Meteran, Waterpass, Ayakan, Mollen (mixer),  Sendok spesi, dam peralatan pertukangan lainnya.


2.4. Metode Pelaksanaan Pondasi Telapak/Footplat.

2.5. Prosedur Pelaksanaan Pondasi Telapak/Footplat.
Prosedur pelaksanaan konstruksi untuk pekerjaan pondasi telapak yaitu:
1.    Pekerjaan galian tanah pondasi
-          Pembuatan dan pengajuan gambar kerja pekerjaan struktur beton tiap bagian.
-          Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari gambar kerja untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi telapak/footplat.
-          Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi telapak/footplat, agar dimensi galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.
-          Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul burung, linggis, dan lain-lain.
-       Penggalian tanah untuk pondasi telapak/footplat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar, dan kedalaman pondasi.
-       Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 1:5 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang  stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
-       Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.
-       Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
-       Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
-     Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan kembali.

2.    Pekerjaan Penulangan
a)    Perakitan tulangan
Untuk pondasi telapak/footplat.ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
-       Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja.
-       Mengukur dan mendesain bentuk atau dimensi untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari gambar kerja.
-       Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
-       Besi beton yang telah dirakit diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
b)   Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi telapak/footplat, maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
-       Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass tangan dan unting-unting.
-       Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan pasir urug/dasar galian , jarak antara tulangan dengan dasar tanah minimal 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal beton decking agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
-       Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.
3.      Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
-       Diasumsikan bekisting menggunakan bahan dari plywood 9 mm dan perkuatan balok kayu 5/7.
-       Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
-       Bekisting disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
-       Bekisting dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan balok  agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
-       Bekisting tidak boleh bocor
-       Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
-       Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4.    Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
-       Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
-       Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya. Jika bangunan dengan skala besar, kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi telapak/footplat.
-       Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen (concrete mixer) dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya.
-          Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
-       Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi/ember.
-       Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi dan dilakukan bertahap sedikit demi sedikit atau diratakan dan dipadatkan dengan vibrator agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
-       Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
-       Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali dengan tanah bekas galian serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

Sumber:

Comments

Popular Posts